Selasa, 12 Februari 2013

restorasi meji dan modernisasi jepang



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Restorasi Meiji merupakan suatu gerakan pembaruan yang dipelopori oleh Kaisar Mutsuhito, atau Kaisar Meiji. Restorasi Meiji dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin, Revolusi, atau pembaruan. Restorasi Meiji merupakan suatu rangkaian kejadian yang menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup akhir zaman Edo dan Awal zaman Meiji. Restorasi Meiji bisa dikatakan sebagai jaman “pencerahan” Jepang setelah selama 200 tahun lebih menutup diri dari hubungan luar di bawah kepemimpinan rezim Tokugawa. Dengan adanya Restorasi Meiji ini masa dimana Jepang akan menjelma menjadi negara yang maju pun dimulai. Sejalan dengan arti dari kata meiji sendiri, yaitu ”yang berpikiran cerah”.
Bangsa Jepang kemudian mulai berbenah diri dan berusaha mengejar ketertinggalannya dari bangsa Eropa Barat. Restorasi Meiji berhasil menjadikan bangsa Jepang menjadi bangsa yang modern pada waktu itu. Jepang yang seperti diketahui saat itu merupakan negara ‘kuno’ dan miskin dengan sakokunya (isolasi)  menjelma menjadi salah satu kekuatan yang disegani di Asia Timur. Banyak kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam dibidang industri, pemerintahan, pendidikan maupun militer akibat dari Restorasi Meiji. Kemajuan-kemajuan tersebut dicapai hanya dalam kurun waku kurang dari 50 tahun. Berdasarkan hal itu, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai pengaruh Restorasi Meiji terhadap modernisasi yang terjadi di Negeri Matahari Terbit tersebut.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa penyebab timbulnya Restorasi Meiji?
2.      Bagaimana proses terjadinya Restorasi Meiji?
3.      Bagaimana pengaruh Restorasi Meiji terhadap modernisasi masyarakat Jepang?
4.      Mengapa masyarakat Jepang mengalami kemajuan pesat setelah terjadi Restorasi Meiji?
5.      Apa hubungan antara Restorasi Meiji dengan Imperialisme Jepang.

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui penyebab timbulnya Restorasi Meiji.
2.      Untuk mengetahui proses terjadinya Restorasi Meiji.
3.      Untuk mengetahui pengaruh Restorasi Meiji terhadap modernisasi masyarakat Jepang.
4.      Untuk mengetahui penyebab masyarakat Jepang mengalami kemajuan pesat setelah terjadi Restorasi Meiji.
5.      Untuk mengetahui hubungan antara Restorasi Meiji dengan Imperialisme Jepang.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Terjadinya Restorasi Meiji
Pada masa menjelang terjadinya Restorasi Meiji Jepang dipimpin oleh Kesyogunan Tokugawa. Kesyogunan Tokugawa adalah pemerintahan diktator militer ketiga dan terakhir di Jepang setelah Kesyogunan Kamakura dan Kesyogunan Muromachi. Ketika Kesyogunan Tokugawa memerintah, Jepang melaksanakan politik isolasi terhadap dunia luar (politik Sakoku). Artinya, Jepang menyatakan menutup diri bagi orang asing, agama asing dan pengaruh asing. Orang-orang jepang dilarang berpergian ke luar negeri. Orang-orang yang berasal dari luar Jepang diusir. 
Kekuasaan Tokugawa memang mampu menciptakan ketentraman. Namun, seiring pertambahan penduduk yang melaju dengan cepatnya membuat Pemerintah Tokugawa tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi. Lantas Jepang meninggalkan politik isolasi. Hal ini ditandai dengan perjanjian Syimoda pada tanggal 30 Maret 1854. Isi dari perjanjian tersebut pelabuhan Syimoda dan Hakodate dibuka untuk perdagangan bangsa asing. Pembukaan tersebut merupakan awal saja karena terjadi lagi tahapan kedua di tahun 1858 dalam Townsend Harris Agreement, yang isinya: Jepang Menyetujui pangangakatan duta Amerika di Yedo dan konsul-konsul dikota-kota pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan asing; Jumlah pelabuhan yang dibuka ditambah; Diadakan perdagangan bebas dan warga Negara Amerika Serikat dibolehkan diam di Yedo, Osaka dan kota-kota lainnya yang telah dibuka untuk perdagangan asing; Penetapan peraturan bea impor; dan pertukaran mata uang dengan bebas.
Akibat dari perjanjian ini berarti jepang telah terbuka lebar dan politik isolasinya sudah berakhir. Hal ini menjadi latar belakang terjadinya Restorasi Meiji. Masyarakat jepang kecewa dengan pemerintahan Syogun Tokugawa yang mulai membuka terhadap pengaruh dari bangsa asing. Syogun dianggap lemah karena meninggalkan politik isolasi. Peristiwa inilah menjadi awal dari gerakan Restorasi Meiji.
B.     Proses Terjadinya Restorasi Meiji
Pembukaan Jepang bagi bangsa asing ini telah membawa akibat yang signifikan bagi bangsa Jepang terutama kekuasaan syogun, sebab pembukaan wilayah itu menimbulkan munculnya perasaan anti-Syogun, Syogun dianggap lemah dan menjual tanah airnya kepada bangsa Asing, di samping itu gerakan pro-Tenno juga semakin kuat di mana Komei Tenno (Kaisar Osyahito) yang menolak untuk menandatangani perjanjian shimoda dianggap sebagai orang kuat dan Syogun harus mengembalikan kekuasaannya kepada Tenno.
Kekacauan itu ditambah dengan semakin kuatnya gerakan anti Syogun di bawah pimpinan daimyo (gubernur militer) Satsyuma dan Cosyu. Ternyata Syogun Tokugawa tidak mampu mengembalikan ketertiban dalam negeri. Tentara yang dikirim untuk membasmi gerakan anti Syogun dapat dikalahkan. Tidak ada pilihan lain bagi Pemerintahan Syogun Tokugawa kecuali untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Tenno.
C.    Masa Restorasi Meiji
Masa-masa menjelang peralihan kekuasaan tersebut telah menimbulkan ketegangan tersendiri di Jepang yaitu antara Tenno yang didukung Satsyuma dan Syogun, bangsa asing (Inggris, Perancis) berusaha ikut campur tangan untuk melemahkan Jepang dengan mengobarkan perang saudara. Inggris ingin mendukung Tenno dan Perancis Syogun. Tetapi baik Tenno maupun syogun menolaknya. Pada tahun 1867 Kaisar Osyahito ( Komei Tenno) digantikan oleh Kaisar Mutsuhito yang juga terkenal dengan Kaisar Meiji. Meiji Tenno (Mutsuhito 1867-1912 pada waktu itu baru berusia 14 tahun) akhirnya memegang tampuk pemerintahan Jepang pada tanggal 14 Desember dan membuka zaman baru yang gemilang bagi Jepang.
Peristiwa di atas dikenal dengan sebutan “Restorasi Meiji”. Tenno memakai sebutan nama masa pemerintahan Meiji. Meiji sendiri diartikan yang berfikiran cerah dan fikirannnya diterangi. Langkah awal yang dilakukan Tenno yang baru ialah memindahkan ibukota dari Kyoto ke Tokyo (1869), menciptakan bendera kebangsaan Jepang yang diberi nama Hinomaru didasarkan atas Ameterasu sebagai dewa matahari dan lagu kebangsaan kimigayo berdasar atas keabadian Tenno sebagai dewa. Shintoisme sendiri akhirnya diresmikan sebagai agama Negara. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin kekokohan kebangsaan Jepang yang akan dijadikan dasar modernisasi Jepang. Pada tanggal 8 April 1868 merupakan saat yang bersejarah bagi Jepang. Pada hari itu Kaisar Meiji mengeluarkan proklamasinya yang berisi:
  1. Akan dibentuk parlemen.
  2. Harus bersatu untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
  3. Semua jabatan terbuka untuk semua orang.
  4. Akan dibentuk tentara nasional.
  5. Tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
  6. Adat-istiadat kolot yang menghalang-halangi kemajuan harus dihapuskan.
  7. Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan Negara.
(Abdul Hamid dkk, 1979 : 219).

D.    Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji
Setelah meletakkan dasar-dasar pembangunan, maka Kaisar Meiji mulai melakukan pembangunan secara besar-besaran. Pembangunan meliputi segala bidang dan dilakukan dengan teknologi modern. Tujuan dari pembangunan ini adalah untuk mengejar ketinggalan dari Bangsa Barat. Rencana Pembangunan disusun sangat rapi dan dilaksanakan secara bertahap.
1.      Pemerintahan
Tenno menjadi kepala negara dan dianggap bersifat dewa menurut ajaran Syintoisme. Dihapuskannya sistem feodalisme. Untuk tiap wilayah daimyo diangkat seorang wakil pemerintah pusat. Daimyo dijadikan pegawai negeri dan mereka disuruh tinggal di ibu kota Negara untuk memudahkan pengawasan. Tanah yang mereka kuasai diminta dikembalikan kepada Tenno. Pada tanggal 11 Februari 1890 Undang-undang dasar Negeri Jepang disahkan oleh Tenno. Selanjutnya disusun Dewan Perwakian Rakyat yang terdiri atas dua bagian, yaitu:
a)      Majelis Tinggi   : Anggotanya ditujuk oleh Tenno seumur hidup.
b)      Majelis Rendah : Anggotanya dipilih oleh orang-orang yang membayar pajak tanah sebesar jumlah tertentu.
Kemudian dibentuk Kabinet yang bertanggung jawab kepada raja, artinya  walaupun politik cabinet tidak disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat tidak perlu bubar selama masih dipergunakan raja jepang. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, maka disusunlah peraturan hukum yang isinya berasal dari campuran peraturan hokum Perancis dan Jerman.

2.      Militer
Pada tahun 1873 dibentuk kesatuan tentara Jepang. Angkatan Perang dibangun secara modern dengan peralatan yang dibeli negara-negara Eropa Barat. Tetapi kemudian Jepang membuat sendiri alat perangnya. Susunan angkatan darat dipegang oleh keluarga Chosyu dan dibuat mencontoh negara Jerman, dan angkatan Laut dipegang oleh keluarga Satsyuma dibentuk dengan mencontoh angkatan laut Inggris. Disamping itu tiap-tiap warga negara yang berumur 20 tahun dikenakan wajib militer dan setelah itu untuk praktek mereka dikirim ke daerah-daerah perbatasan yang berbahaya. Bersama dengan diresmikan modernisasi angkatan perang ditumbuhkan kembali semangat Busyido sebagai dasar kemiliteran Jepang. Prajurit Jepang harus memegang teguh ajaran Bushido artinya menginsyafi kedudukannya masing-masing di dalam hidup ini, mempertinggi derajat dan kecakapan diri, melatih dirinya lahir batin untuk menyempurnakan kecakapannya dalam ketentaraan, memegang teguh disiplin, menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan tanah air sampai titik darah yang terakhir. Mati untuk tenno adalah bentuk mati yang sempurna dan termulia.
Untuk mengorganisasi angkatan perang dibentuk Departemen Pertahanan (Gunbatsu).  Departemen Pertahanan tidak bertanggung jawab kepada parlemen, tetapi kepada Tennno. Badan ini dikemudian hari tumbuh menjadi suatu badan yang pengaruhnya cukup besar. Perang atau damai ditentukan oleh Departemen pertahanan. Jepang pun memiliki angkatan pertahanan yang kuat karena setengah dari anggaran belanja negara dipergunakan untuk militer.
Akibat dari modernisasi militer ini maka secara otomatis golongan Samurai dihapuskan dan ini menyebabkan timbulnya pemberontakan yaitu pemberontakan Satsuma. Pemberontakan Satsuma (Seinan Senso, Perang Barat Daya) adalah pemberontakan klan samurai Satsuma yang dipimpin Saigo Takamori terhadap Tentara Kekaisaran Jepang, yang berlangsung 11 bulan di awal era Meiji, dimulai pada tahun 1877. Perang saudara ini merupakan perang saudara terakhir dan terbesar di Jepang. Perang terjadi di Kyushu, tepatnya di tempat yang sekarang bernama Prefektur Kumamoto, Prefektur Miyazaki, Prefektur Oita, Prefektur Kagoshima (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_Satsuma).
Pemberontakan Satsuma disebabkan oleh adanya perubahan sistem pada pemerintahan, yang menyebabkan kekecewaan para samurai. Modernisasi Jepang telah menyebabkan hilangnya kekuasaan samurai dan penghancuran sistem tradisional. Peraturan Penghapusan Pedang Haito-rei yang melarang samurai membawa katana juga merupakan salah satu penyebab terjadinya pemberontakan ini.
Pertempuran berlangsung selama enam minggu, dan Saigo Takamori hanya memiliki 300-400 prajurit yang tersisa. Pada pertempuran terakhir, yaitu pertempuran Shiroyama, Saigo luka berat. Dalam keadaan hampir tertangkap pasukan pemerintah, Saigo melakukan seppuku pada 24 September 1877. Peperangan ini menghabiskan dana besar di pemerintah Jepang, sekaligus merupakan akhir dari kelas samurai di Jepang. Sepuluh tahun kemudian, Kekaisaran Jepang meminta maaf dan memberikan gelar kemuliaan kepada Saigo Takamori sebagai samurai yang terakhir.
3.      Pendidikan
Restorasi Meiji juga membawa perubahan pada bidang pendidikan. Pada tahun 1871 dibentuk departemen pengajaran. Dalam beberapa tahun saja Jepang telah berhasil mengubah system pengajaran baru menurut system Eropa Barat. Dalam system baru ini tiap anak yang berumur 6 tahun sudah dikenakan kewajiban belajar dan itu berlaku bagi semua penduduk. Untuk tiap 600 penduduk diadakan 1 sekolah rendah. Negara dibagi menjadi 8 daerah pendidikan, tiap daerah diberi 32 buah sekolah menengah dan 1 buah perguruan tinggi.
Hal yang terpenting adalah pengiriman pelajar-pelajar keluar negeri untuk menyempurnakan ilmu pengetahuannya tentang Barat. Mereka ditugaskan untuk mempelajari ilmu teknik, kedokteran, ekonomi dan lain-lain. Setelah kembali mereka ditugaskan untuk ikut aktif dalam pembangunan dan modernisasi Negara. Hal ini sangat berhasil karena dalam 50 tahun jepang sudah menjadi negara modern.
6.      Industri
Dalam rangka membangun industrinya, Jepang mula-mula bekerja keras untuk meningkatkan hasil produksi teh dan sutera. Kedua jenis ini sangat laku di luar negeri. Tujuannya untuk memperoleh devisa sebanyak mungkin. Dengan devisa itu dibeli mesin-mesin modern untuk modernisasi perusahaan teh, sutera kemudian industri. Sementara bangsa jepang belum dapat melayani mesin-mesin yang modern itu didatangkan ahli teknik dari luar negeri. Setelah bangsa Jepang sudah mampu mengoperasikan mesin-mesin tersebut para ahli teknik yang didatangkan dari luar negeri dipulangkan.
Perdagangan dalam dan luar negeri, pelayaran antar pulau dan pelayaran internasional berkembang pesat. Disamping industri biasa timbul pula industri alat perang dan industri alat besar. Beberapa industriawan yang terkenal pada waktu itu ialah: Yosyuda, Mitsui, Sumimoto dan Mitshubishi. Demikianlah, dalam waktu kurang lebih 50 tahun sesudahRestorasi Meiji, negeri Jepang maju pesatdan tumbuh menjadi Negara yang setaraf dengan negara-negara Eropa Barat.

E.     Industrialisasi dan Politik Imperialisme Jepang
Modernisasi Jepang dalam segala bidang yang dimulai sejak 1868 dilihat dari sudut ekonomi membawa akibat timbulnya kemajuan industri.  Didorong oleh hasrat mengejar ketertinggalan, banyak pengusaha industri Jepang memperbesar industrinya tanpa perhitungan yang matang. Akibatnya berbagai jenis industri melimpah-ruah memenuhi pasaran dalam negeri Jepang sendiri. Harga barang pun turun dengan cepat. Rakyat Jepang sebagai konsumen menjadi makmur. Hal ini mempercepat pertambahan penduduk. Disamping itu akibat lain dari industri Jepang adalah menipisnya persediaan bahan mentah sebagai dasar untuk industri. Pemimpin-pemimpin Pemerintah Jepang bekerja keras untuk memecahkan masalah tersebut. Berbagai langkah ditempuh, namun hasilnya tidak memecahkan permasalahan. Akhirnya Jepang menempuh politik Imperialisme.
Adapun sasaran imperialisme Jepang tersusun sebagai berikut: Pertama merebut daerah Korea yang merupakan daerah yang kaya akan bahan tambang dan subur tanahnya. Letak korea pun dekat dengan Jepang dan merupakan pintu gerbang untuk menguasai Mansyuria. Kemudian menguasai Mansyuria, dengan daerahnya yang luas, subur dan kaya akan bijih besi. Derah ini sangat cocok untuk tempat perpindahan penduduk jepang yang sudah terlampau padat. Sedangkan pertambangan bijih besi sangat dibutuhkan untuk industry Jepang. Gerakan Imperialisme Jepang bukan gerakan militer semata-mata tetapi sekaligus merupakan perluasan perdagangan Jepang.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Restorasi Meiji yang terjadi di Jepang telah mengubah Jepang menjadi negara yang modern dan imperialis. Jepang yang tadinya merupakan masyarakat yang kolot dan terisolir secara drastis berubah menjadi masyarakat modern  yang setaraf dengan masyarakat di Eropa Barat. Upaya-upaya yang dilakukan Kaisar Meiji terbilang sangat efektif dan efisiaen. Hal ini ditunjukan dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai.
Restorasi Meiji membawa pengaruh yang sangat besar dalam upaya merubah masyarakat Jepang menjadi masyarakat modern. Kemajuan-kemajuan yang dicapai setelah Restorasi Meiji  ini tidak akan mampu berjalan jika tidak diimbangi dengan kemampuan dan etos kerja yang baik dari masyarakat Jepang sendiri. Kemajuan dalm segal bidang secara tidak langsung membuat bangsa Jepang melancarkan gerakan imperialism.
Dalam pembaruan-pembaruan yang dilakukan, Jepang membuat suatu catatan penting yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua.  Hal yang menarik dari Restorasi Meiji adalah bahwa antara unsur-unsur baru dan unsur-unsur tradisional semuanya berjalan secara bersama-sama. Jadi bisa kita katakan meskipun Jepang mengalami perubahan di berbagai bidang dan sektor. Nilai-nilai tradisi leluhurnya tetap terjaga dengan baik hingga sekarang. Ini memberikan pelajaran bagi kita bahwa modernisasi bukan berarti merubah pola hidup dan tradisi lama leluhur yang positif dengan budaya barat.
Daftar Pustaka
Dasuki, Achmad dan Rochiati Wiraatmadja. 1976. Sejarah Asia Timur. Bandung: IKIP.
Hamid, Abdul, dkk. Sejarah Umum. 1979. Jakarta: PT. Sumber Bahagia
Ishii, Ryosuke. 1989. Sejarah Institusi Politik Jepang. Jakarta: PT. Gramedia.
Soebantardjo. 1958. Sari Sedjarah; Jilid 1: Asia-Australia. Yogyakarta: Bopkri
Suradjaja, I Ketut.1984. Pergerakan Demokrasi Jepang. Jakarta: Karya Unipress.
http://blog.andiarahman.com/era-tokugawa-dan-restorasi-meiji/.html
http://nasdemjatim.wordpress.com/2011/02/28/restorasi-meiji-sebuah-pembelajaran-bagi-indonesia/.html

9 komentar:

  1. thanks bro! bermanfaat sekali!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. cie pas banget sama yang dibuku ^^

    BalasHapus
  4. Jazakallah, semoga bisa menambahkan http://vracarsa.blogspot.co.id/2016/07/faktor-pendorong-jepang-menjadi-negara.html

    BalasHapus
  5. Sebenarnya teknis nya mirip jalan adu domba penjajah ya?

    BalasHapus
  6. mas hartanto apakah saya boleh meminta tugas ini dalam benntuk pdf? untuk keperluan tugas kuliah. jika diperkenanan kan silakan email ke yokojuusan@gmail.com

    BalasHapus
  7. Mohon izin mas share link ke blog saya..trims bgt

    BalasHapus